Masih susah bicara bikin si batita gampang frustrasi. Sedikit-sedikit
menangis, menjerit, kadang disertai amukan. Perilaku ini sering tak
kenal waktu dan tempat. Penyebabnya kadang juga membingungkan. Apa saja
sih? Nah, coba deh kenali 9 sumber kerewelan anak batita dan cara jitu
mengatasinya!
|
Penyebab Balita Rewel Serta Cara Mengatasinya |
1. REWEL KALA SAKIT
Wajar jika anak rewel kala sakit. Diberi ini salah, diberi itu salah.
Kondisi tak nyaman membuat anak uring-uringan. Tak heran, semua itu bisa
mengubah perilaku anak. Si kecil yang tadinya aktif dan ceria, mendadak
murung dan cengeng. Anak pun jadi lebih manja.
Cara Mengatasi:
– Bersabarlah menghadapinya. Anak sakit lebih membutuhkan banyak
perhatian ketimbang anak sehat. Jadi, dampingi selalu si kecil. Jalinlah
komunikasi yang hangat dan menghibur. Tanyakan, apa yang dia rasakan.
Sedapat mungkin berikan beberapa pertolongan kecil, seperti
mengusap-usap perut atau mengipasi. Jika perlu, dekaplah dia dengan
penuh kasih. Ciptakan suasana aman, hingga anak merasa nyaman dan tidak
bosan.
– Sikap sabar juga perlu dikedepankan saat memberi makan dan obat. Jika
anak menolak makan, tak perlu dipaksa, melainkan disuapi sedikit demi
sedikit. Buatlah menu makanan yang lembut dan mudah dikunyah. Hal yang
sama berlaku buat obat. Katakan, obat harus diminum agar anak bisa sehat
dan bisa bermain kembali.
– Buat juga suasana menyenangkan. Hindari menunjukkan kesedihan di depan
anak. Lakukan kegiatan bermain yang disukainya. Membacakan dongeng
favorit bisa menjadi pilihan. Sediakan juga mainan yang bisa dilakukan
di tempat tidur seperti boneka tangan, mewarnai, melipat kertas, nonton
teve atau film kesayangan, dan sebagainya. Namun, waktu bermain tetap
harus dibatasi, karena anak membutuhkan istirahat agar cepat sembuh.
2. REWEL DI TEMPAT BARU/ASING
Meskipun dinilai wajar, perilaku ini sering membuat kesal orangtua. Anak
rewel karena merasa tak nyaman dengan kondisi baru. Tak jarang, kondisi
itu dirasakan anak sebagai sesuatu yang mengancam. Terlebih jika anak
belum mengenal kondisi tempat baru itu sebelumnya, juga fasilitas yang
ada. Saat anak diajak ke tempat praktik dokter, misal, dia tentu bingung
dengan ruangan serba putih, dan terdapat berbagai peralatan “aneh”
macam jarum suntik, stetoskop, mesin USG, dan sebagainya.
Cara Mengatasi:
Sebelum mengajak si kecil pergi, orangtua perlu membekali anak mengenai
tempat apa yang akan dituju, kondisi apa sajakah yang akan ditemui anak,
apa pula benda-benda yang terdapat di sana. Sering-seringlah bepergian
ke tempat baru bersama si batita. Semakin banyak tempat yang dikunjungi,
semakin kaya dan luas pengalaman anak.
3. REWEL KALA BERTAMU
Sering kan menghadapi batita yang merengek-rengek minta pulang kala
diajak bertamu, “Pulang… Ma… pulang….” Kerewelan ini disebabkan si
batita menganggap, rumahku adalah surgaku. Tiada tempat yang paling
indah dan nyaman selain rumah. Apalagi jika lingkungan rumah benar-benar
menyenangkan; luas, sejuk, dan banyak mainan. Selain itu, banyaknya
sosok asing di rumah orang lain membuat anak enggan berlama-lama. Belum
lagi rumah itu kurang menyenangkan seperti sempit, gerah, dan sumpek.
Cara Mengatasi:
– Buatlah anak merasa nyaman. Sebelum pergi, bekali si kecil dengan
banyak mainan. Jika di rumah yang dikunjungi ada anak kecil, ajak
bermain bersama si kecil. Perhatikan juga kondisi tubuh anak. Jika
terlihat lelah, biarkan dia beristirahat sejenak.
Setelah cukup, orangtua bisa mengeksplorasi lingkungan rumah yang
dikunjungi. Siapa tahu banyak hal menarik yang bisa ditemukan seperti
ada kolam ikan, taman, dan sebagainya.
– Ajari anak bersosialisasi dengan mengunjungi rumah tetangga, saudara,
atau teman, sehingga dia terbiasa mengunjungi rumah orang lain.
4. REWEL SAAT ADA IBU
Kerewelan justru terjadi saat ibu ada di rumah. Biasanya disebabkan anak
meminta perhatian lebih. Maklum, ibu yang bekerja umumnya banyak
menghabiskan waktu di luar rumah. Keberadaan ibu membuat si batita
menuntut macam-macam. Apalagi, ibu bekerja biasanya menerapkan aturan
lebih longgar dan minim memberikan punishment, juga selalu memanjakan
anak. Nah, bagi anak, ini merupakan aji mumpung untuk melanggar aturan
atau memaksakan kehendak.
Cara Mengatasi:
– Bersikap tegas dan konsisten dalam menerapkan aturan adalah solusinya.
Jika ibu menerapkan aturan tidak boleh menonton teve hingga larut
malam, maka semua yang ada di rumah harus menerapkan aturan itu. Ini
untuk mengajari si batita, mana yang benar dan mana pula yang salah.
Sikap tega dan tegas harus dikedepankan. Jika ibu dan pengasuh atau
anggota keluarga lain di rumah berbeda pola asuh, anak cenderung memilih
aturan yang dirasa paling enak. Namun jika ibu dan semua anggota
keluarga konsisten, maka si batita tidak akan berulah di setiap akhir
pekan, atau kala ibu ada di rumah. Disiplin dan rutinitas batita akan
terbentuk dengan baik. Berikan sanksi mendidik jika perlu. Selain itu,
jangan sungkan memberikan penghargaan jika anak bisa melakukan rutinitas
dengan baik. Penghargaan tidak melulu berbentuk hadiah, tapi juga
berbagai bentuk lainnya seperti pelukan, ciuman, atau pujian. Dengan
demikian, batita akan selalu mengulangi perilaku positif, sekaligus
menjauhi sikap negatifnya.
5. REWEL SAAT ARISAN
Dalam kondisi tertentu, orangtua kadang terpaksa mengajak batitanya ikut
serta arisan. Namun si batita tak bisa duduk manis selama acara
berlangsung. Bahkan, tak sedikit anak berbicara sambil berteriak-teriak
atau berlarian ke sana kemari. Banyak orangtua yang kesal dan langsung
memarahi si batita. Padahal, tindakan memarahi malah dapat memberikan
dampak yang tak baik bagi si batita. Selain membuatnya jadi rewel, bukan
tak mungkin anak menganggap acara arisan tidaklah menyenangkan. Ia pun
kapok jika suatu saat orangtua mengajaknya serta.
Cara Mengatasi:
– Sebetulnya, wajar saja bila si batita tak dapat duduk manis
berlama-lama. Anak usia ini sedang mengembangkan kemampuan motoriknya.
Makanya, dia tak bisa diam. Lagian, anak juga bukan orang dewasa mini
yang bisa duduk lama dengan tenang. Acara arisan juga tidak menarik di
mata anak. Yang dapat dilakukan adalah menyalurkan energi anak di luar
ruangan. Ajak anak bermain di luar ditemani pengasuhnya. Lakukan
beberapa permainan yang menyenangkan. Jika kebetulan orangtua lain
membawa serta anak, biarkan si kecil berbaur bersama mereka dengan
didampingi pengasuhnya.
6. REWEL KALA DITINGGAL ORANGTUA
Sulit kan jika anak tidak mau ditinggal pergi? Walhasil, banyak
aktivitas orangtua yang batal gara-gara anak. Di usia ini, anak sedang
mengembangkan sikap kelekatan. Jika anak menganggap orangtua adalah
sosok paling dekat, maka sulit baginya untuk berpisah, maunya menempel
melulu. Anak merasa tidak aman jika diasuh oleh sosok lain.
Cara Mengatasi:
– Berikan penjelasan. Jika ibu harus meninggalkan anak pergi berbelanja,
katakan, “Mama mau pergi ke pasar. Tidak lama, kok, nanti Mama pulang
dan bisa main lagi sama Adek.” Cara itu akan membuat anak mengerti,
orangtua pergi hanya untuk sementara waktu.
– Hindarkan pergi secara sembunyi-sembunyi, bahkan berbohong. Itu bisa
membuat anak semakin rewel, bahkan muncul ketidakpercayaan dalam
dirinya.
– Agar anak tak terlalu merasa kehilangan, biarkan dia terlibat dalam
sebuah kegiatan yang mengasyikkan seperti corat-coret. Biasanya, anak
akan larut dalam aktivitasnya dan tidak terlalu memedulikan kepergian
orangtua.
7. REWEL SETIAP KALI DIAJAK PERGI
Banyak orangtua yang pusing sekaligus kesal saat mengajak anaknya pergi.
Itu semua terjadi karena si batita masih sulit mengendalikan emosinya.
Selain orangtua juga mesti mengetahui penyebab kerewelan anak, semisal
mood-nya sedang buruk. Atau, siapa tahu orangtua terlalu heboh saat
mengajak anak bepergian, umpama, memburu-burunya mandi dan berpakaian.
Ketergesaan itu menyebabkan anak tidak nyaman, lalu mengekspresikannya
dengan sikap rewel. Sebab lain, mencari perhatian orangtua.
Cara Mengatasi:
Atasi berdasarkan penyebabnya. Bila dikarenakan suasana hatinya kurang
baik, bangkitkanlah mood-nya. Jelaskan, perjalanan dan tempat tujuan
sangat menyenangkan. Beritahukan hal-hal menarik apa saja yang bisa
ditemui anak di tempat tujuan, seperti melihat sawah milik kakek,
kerbau, dan sebagainya. Demikian juga kala di perjalanan. Jelaskan
beberapa hal menarik yang bisa ditemui, misal, dengan menggunakan mobil
sendiri, anak bisa melihat pemandangan. Jangan lupa, bawa serta mainan
untuk di perjalanan. Atau, selama perjalanan orangtua bisa membuat aneka
permainan menarik. Kalau memungkinkan, hindari mempersiapkan kepergian
dengan terburu-buru, agar anak menganggap bepergian adalah hal yang
menyenangkan.
8. REWEL SETIAP PAGI
Ada beberapa batita yang bersemangat setiap bangun pagi, di sisi lain
banyak juga batita yang justru rewel. Menangis dengan berteriak, bahkan
beberapa bersikap manja. Ini bisa disebabkan bermacam-macam hal. Boleh
jadi sehari sebelumnya si batita mendapat pengalaman yang tidak
menyenangkan, hingga pengalaman itu masih membekas saat terbangun.
Jangan-jangan anak juga mendapat mimpi buruk. Atau, si kecil terlalu
lelah atau sedang sakit, hingga dia mengekspresikan perasaan tidak
nyamannya dengan sikap rewel. Rewel adalah tanda anak lelah, mengantuk,
sakit, kecewa, sedih, dan lain-lain.
Cara Mengatasi:
– Bangkitkan semangat anak di pagi hari. Peluklah erat-erat, lakukan
dialog singkat dan hangat di pagi hari. Ajak juga anak untuk main
sebentar di pagi hari. Memutar musik kesukaan atau film favorit bisa
dipilih. Jadi, saat bangun jangan langsung disuruh mandi dan berganti
pakaian. Dengan begitu, anak bisa melupakan ketidaknyamanan yang
dirasakannya.
– Orangtua jangan menyikapi kerewelan anak dengan sikap marah karena tak
akan mampu meredam kerewelan, malah kerewelannya semakin menjadi.
Bersikaplah tenang dan santai.
– Bila ibu sudah tak kuat menghadapi kerewelan anak, minta ayah atau
orang lain menangani si kecil. Menangani sikap anak dengan emosi justru
membuat anak semakin tertekan. Bukan tak mungkin jika sikap rewel
akhirnya menjadi rutinitasnya setiap pagi.
– Ciptakan suasana menyenangkan di waktu malam menjelang tidur. Entah
dengan mandi air hangat lebih dulu, lalu membacakan cerita, menyetel
musik lembut, dan lain-lain. Dengan aneka ritual sebelum tidur, membuat
suasana hati anak menjadi baik. Suasana hati yang baik itu pulalah yang
akan dibawanya saat terbangun dari tidur.
9. REWEL SAAT NAIK KENDARAAN UMUM
Naik bis, angkutan kota, atau kereta api? Pasti banyak orangtua yang
memiliki pengalaman tak menyenangkan dengan ulah si batita. Sepertinya
angkutan umum bak “neraka” buat anak. Dia ingin cepat-cepat keluar dari
dalamnya. Apalagi jika perjalanan harus memakan waktu berjam-jam,
kerewelan anak pun semakin bertamba
Anak juga rewel karena merasa tidak nyaman bertemu dengan banyak orang
yang tak dikenalnya. Selain itu, anak usia ini bukan tipe “pertapa” yang
bisa duduk berlama-lama. Anak sedang dalam masa eksplorasi.
Keinginannya adalah bergerak dan terus bergerak. Ini tidak hanya berlaku
untuk anak laki-laki, tapi juga perempuan.
Cara Mengatasi:
– Kerewelan anak bisa terjadi hanya saat pertama kali, tapi juga bisa
setiap kali naik angkutan umum. Rewel saat pertama kali naik angkutan
umum adalah wajar. Yang dapat dilakukan orangtua adalah membuat anak
nyaman di angkutan umum. Dengan demikian, anak pun tidak rewel lagi.
Orangtua bisa mengajak anak mengobrol agar tak bosan. Jika mungkin, bisa
juga diperdengarkan musik kesukaannya. Tentu dengan tak mengganggu
penumpang lain. Ceritakan semua pemandangan yang ditemuinya saat di
jalan. Ladeni semua pertanyaan anak dan puaskan rasa ingin tahunya.
Hal penting lainnya, bawa bekal makanan dan minuman yang cukup, di
samping membawa beberapa mainan favorit anak. Pilih mainan yang
sekiranya bisa dimainkan di angkutan umum.
Saeful Imam.
h. Semua itu terjadi karena anak
merasa bosan berlama-lama di angkutan umum. Ketiadaan aktivitas
sangatlah menjenuhkan bagi anak usia ini. Ia pun lalu mengungkapkannya
dengan kerewelan. Apalagi jika angkutan umum itu tidak berpendingin
udara, sempit, dan sesak.
Jangan lupa like dan share,
Klik tombol share di
bawah dan pilih akun sosmen kalian .