Dalam jangka pendek, abu vulkanik
memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Namun, dalam jangka
panjang, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia,
khususnya di bidang pertanian.
Abu vulkanik memiliki dampak yang buruk
dalam jangka pendek karena di awal keluarnya dari kepundan gunung
berapi, material ini memiliki sifat kimiawi yang akan menurunkan
kesuburan tanah.
Abu vulkanik memiliki kadar keasaman
(Ph) sekitar 4 – 4,3. Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena abu
vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5.
Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat
keasaman (Ph) sebesar 6 – 7.
Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini
akan turut menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sehingga tanah yang
terkena abu vulkanik akan mengalami penurunan produktivitas lahan jika
dimanfaatkan untuk bidang pertanian.
Di samping itu, dalam jangka pendek, abu
vulkanik dapat mengusir hama serangga atau gulma yang biasa menjadi
musuh petani. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut tidak dapat
hidup dalam suasana terlalu asam, sehingga populasi mereka menurun.
Dalam jangka panjang, abu vulkanik akan
memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan produktivitas
tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat dinormalisasi
melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan
dolomit atau pengapuran (CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral
yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang
sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.
Dengan menggunakan metode analisis
aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, didapatkan
data kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel
abu vulkanik. Terdapat empat jenis mineral utama yang terkandung di
dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium
(Mg), Silika (Si).
Keempat mineral tersebut adalah zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman.
Sumber : http://www.sorasirulo.com